Tuesday, June 2, 2009

MENITI JAMBATAN KESUSAHAN

Seringkali antara kita bertanya, apabila melihat orang lain senang, kenapa dia tu kaya, rezki banyak, hidup senang.? Padahal tak sembahyang pun. Pertanyaan ini seolah-olah memberi gambaran, bahwa orang yang hidup bertakwa, sembahyang, menjauhi perintah Allah akan di beri balasan merupakan bonus di dunia ini berupa kesenangan dari segi harta. Sementara orang yang tidak mempeduli hukum hakam itu akan diberikan kesusahan dari aspek duniawi, kerjanya biasa, gajinya murah bahkan sering sakit-sakit.

Oh tidak, bukan begitu, soal harta dan ketaatan itu berlainan, bukankah Nabi Muhammad sendiri seorang yang miskin, sehingga pembesar Mekkah menawarkan harta, perempuan dan jabatan supaya Nabi meninggalkan ajaran dakwahnya ?

Berbicara hal ini, saya bawakan sepotong ayat dari surah An-Nahlu, ayat 71. “Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada hamba-hamba yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?.

Jelas di sini, Tuhan mengatakan Dialah yang melebihkan rezki sebahagian antara kamu, dan tiadalah kaitan antara ibadah itu dengan rezki, melainkan kebetulan jua. Sesungguhnya rezki yang sebenar-benarnya ialah di akhirat. Bahkan bebas dari azab kubur di alam barzakh pun merupakan satu rezki yang besar. Siapa antara kita yang telah mendapat jaminan bebas azab kubur?

So, pandangan, penilaian, dan pertimbangan akal melibatkan apa yang nampak sahaja adalah salah. Justeru kita perlu memandang ada sisi lainnya, yakni yang tak nampak dimata. Tapi wujud. Kebahagiaan, ketenangan, tidak nampak dimata seperti sebiji gelas atas meja, tetapi didalam hati namun ianya terpancar keluar memberi gambaran ketenangan yang dimiliki. Melalui tutur kata, tingkah laku dan cara bertindak.

Kesimpulan,marilah mengejar kebahagiaan yang abadi, bersyukur jika anda kaya dan senang, bersabar jika anda susah dan meniti hidup di atas jambatan kesusahan, kerana pasti ada pembalasan yang lebih besar buat orang yang bersabar. Amin

0 comments:

Post a Comment

ddd

Tidak akan berlaku kiamat sehingga tidak ada lagi di atas permukaan bumi ini orang yang menyebut Allah- Allah- Allah. Hadis Bab Zikir

Hadis Qudsi
Aku malu menyiksa hambaKu yang sedang berada didalam perut bumi, (sudah meninggal) walhal anak cucunya sedang menyebut-nyebut namaKu di atas permukaannya.

Salam perkenalan


7 Langkah Kepulihan ;Buku Yang Kami Hasilkan. Buku ini boleh dijadikan bahan rujukan oleh kaunselor di Pusat serenti, adunan dari Islam dan Barat, menjadikan buku ini mempunyai kelebihan tersendiri. Tujuan akhir adalah kebebasan yang abadi dari menjadi hamba kepada dadah

AKU malu pada untuk menyiksa hambaKu yang berada dalam perut bumi, sedangkan anak-anaknya menyebut-nyebut namaKu di atas permukaannya.

Sayangilah siapapun yang kamu ingin sayangi, tetapi ingatlah, kamu pasti akan berpisah dengannya.